Jakarta, 28 April 2012
Menjalani kehidupan yang penuh dengan problema terkadang mengarahkan seorang individu pada ketumpulan akan kemampuan dirinya sendiri. Hal yang kita lupakan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang termulia. Ketika sedikit jenuh dengan semua rutinitas dan tanggung jawab, dua lembar kertas yang terpampang di sudut dinding tempatku bekerja menyadarkan aku pada "hal-hal hebat" dalam diri yang jika kita aplikasikan memampukan kita menjadi seseorang yang begitu "maksimal"...
Selamat menguji diri menjadi lebih baik. Senyum untuk kita semua..
TUJUH KEBIASAAN MANUSIA YANG SANGAT EFEKTIF
7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE BY STEPHEN R.COVEY
KEBIASAAN 1 : JADILAH PROAKTIF (Be Proactive)
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (dimasa lalu, dimasa sekarang, maupun dimasa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik - kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas - dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam Ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
KEBIASAAN 2 : MERUJUK PADA TUJUAN AKHIR (Begin the End in Mind)
Segalanya diciptakan dua kali - pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu, keluarga, tim dan organisasi, membentuk masa depannya masing-masing dengan terlebih dahulu menciptakan visi serta tujuan setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu, keluarga atau organisasi. Pernyataan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi,visi dan nilai-nilai, adalah inti dari kepemimpinan.
KEBIASAAN 3 : DAHULUKAN YANG UTAMA (First Think First)
Mendahulukan yang utama adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda dan prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan yang diutamakannya hal yang utama.
KEBIASAAN 4 : BERPIKIR MENANG/MENANG (Think Win-Win)
Berpikir menang/menang adalah cara berpikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berpikir menang/menang adalah didasarkan pada kelimpahan - "kue" yang selamanya cukup, peluang, kekayaan dan sumber-sumber daya yang berlimpah ketimbang pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang/menang artinya tidak berpikir egois (menang/kalah) atau berpikir seperti martir (kalah/menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya berpikir secara saling tergantung - dengan istilah "kita", bukannya "aku". Berpikir menang/menang mendorong penyelesaian konflik dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan. Berpikir menang/menang artinya berbagi informasi, kekuasaan, pengakuan dan imbalan.
KEBIASAAN 5 : BERUSAHA UNTUK MEMAHAMI TERLEBIH DAHULU , BARU DIPAHAMI (Seek First to Understand then To Be Understood)
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
KEBIASAAN 6 : WUJUDKAN SINERGI (Synergize)
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga - bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Memanfaatkan perbedaan - perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1+1= 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1+1 = 1 1/2), atau sekedar kerjasama (1+1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1+1 = 3 atau lebih)
KEBIASAAN 7 : MENGASAH GERGAJI (Sharpen the Saw)
Mengasah gergaji adalah soal memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar : fisik, sosial/emosional, mental dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang meningkatkan kapasitas kita untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif lainnya. Bagi seluruh organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi, pembaharuan, perbaikan terus menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan atau kemerosotan moral dan memposisikan organisasinya di jalan pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, Kebiasaan 7 meningkatkan keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat pembaharuan keluarga.
Terima kasih waktu dan Tuhanku...